AwiTV.co.id -Jakarta-
Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) menggelar acara Buka Puasa dan Tarawih Bersama yang berlangsung di Rumah Dinas Menteri ESDM, Jl. Denpasar Raya C III no. 6, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, termasuk Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia, serta para akademisi dan pemikir ekonomi-politik.
Dalam acara ini, Dr. Muhammad Nasih dari Monash Institute menyampaikan tausiah bertema “Tips Konsisten Beribadah Selama Ramadhan”, yang mengajak umat Muslim untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momentum peningkatan spiritualitas dan disiplin diri.
Selain itu, digelar diskusi bertajuk “Hilirisasi: Kebijakan Ekonomi Politik untuk Indonesia Maju”, yang disampaikan oleh Dr. Fachry Ali, seorang cendekiawan yang banyak berkecimpung dalam kajian ekonomi dan politik.
Dr. Saan Mustopa, M.Si (Koordinator Presidium MN KAHMI) menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga bagian dari upaya mencerdaskan umat.
“Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Selain meningkatkan keimanan, kita juga perlu mendiskusikan isu-isu strategis bangsa. Hilirisasi adalah salah satu strategi utama dalam mendorong kemandirian ekonomi Indonesia, dan ini perlu menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MN KAHMI, Syamsul Qamar, SE, menambahkan bahwa acara ini juga bertujuan untuk mempererat persaudaraan di antara para alumni HMI dan masyarakat luas.
“Kami ingin momentum Ramadhan ini menjadi sarana memperkuat ukhuwah serta merumuskan gagasan-gagasan besar yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan negara,” katanya.
Dalam diskusi, Dr. Fachry Ali menekankan bahwa hilirisasi bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga memiliki dampak politik yang luas.
“Hilirisasi adalah kunci bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Kebijakan ini harus didukung dengan regulasi yang tepat dan komitmen dari seluruh elemen bangsa,” jelasnya.
Sebagai tuan rumah, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong hilirisasi, khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral.
“Kita harus memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah di dalam negeri agar memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional,” tegas Bahlil.
Anggawira, salah satu tamu undangan yang turut hadir dalam agenda ini menjelaskan bahwasanya perlunya konsistensi ibadah dan hilirisasi ekonomi dikarenakan di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini, kita selain beribadah, harus bekerja keras dan cerdas dalam hal kemajuan ekonomi Indonesia, terutama menuju Indonesia Emas 2045.
“Capaian Indonesia emas di tahun 2045 nanti, perlu dimulai dengan hilirisasi ekonomi, dimana dalam hal pemercepat kemajuan perekonomian Indonesia, kita harus cepat tanggap dalam hilirisasi ekonomi tersebut, apalagi di bulan puasa ini, kita wajib bekerja keras dan cerdas, serta terus beribadah pada Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar Anggawira pada awak media.
Acara yang berlangsung hingga malam hari ini ditutup dengan pelaksanaan salat tarawih bersama, menandai kebersamaan dan semangat kebangkitan spiritual serta intelektual di bulan suci Ramadhan.